Sunday, January 26, 2014

Contoh Makalah Pendidikan Tinjauan Filosofis tentang Pendidik



TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG PENDIDIK

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pendidik
Dari segi bahasa “pendidik’ menurut WJS Poerawadarmita adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Istilah tentang pendidik mengacu kepada seseorang yang memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain. Secara fungsional menunjukan kepada seseorang yang melakukan kegiatan dan memberikan penegtahuan, keterampilan, pendidikan, pengalaman, dsb.
Menurut pendapat Ahmad Tafsir, pendidik dalam Islam sama dengan teori barat, yaitu siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Selanjutnya ia mengatakan bahwa dalam Islam  orang yang paling bertanggung jawab adalah orang tua yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik.
B.      Tugas Pendidik
1.       Mengkomunikasikan pengetahuan.
Guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan yang akan diajarkannya, mereka tidak boleh berhenti belajar, karena pengetahuan yang akan diberikan kepada anak didiknya terlebih dahulu harus dipelajarinya.
2.       Sebagai model.
Dalam bidang studi yang diajarkannya merupakan sesuatu yang berguna dan dipraktekkan dalam kehidupannya sehari-hari, sebagai model atau contoh nyata dari apa yang dikehendaki oleh mata pelajaran tersebut.
3.       Menjadi model sebagai pribadi.
Seorang guru haruslah berdisiplin, cermat berpikir, mencintai pelajarannya, atau yang mematikan idealisme dan picik dalam pandangannya.

C.      Keutamaan Mengajar
Nabi saw. bersabda : "Barang siapa mempelajari satu bab dari ilmu untuk diajarkannya kepada manusia, maka ia diberikan pahala tujuh puluh orang siddiq (orang yang selalu benar, membenarkan Nabi, seperti Abu Bakar Siddiq)." 
Pada suatu hari Rasulullah keluar berjalan-jalan, lalu beliau melihat dua majelis. Majelis yang satu berdo'a kepada Allah dengan sepenuh hati. Sedangkan majelis yang satunya lagi mengajar manusia. Maka nabi saw. bersabda : "Adapun mereka itu memohon kepada Allah swt, jika dikehendaki-Nya maka dikabulkan-Nya, jika tidak maka ditolak-Nya. Sedangkan mereka yang satu majelis lagi, mengajarkan manusia dan aku ini diutus untuk mengajar. Kemudian nabi saw menoleh ke majelis orang mengajar, lalu duduk bersama mereka."
Guru mengolah manusia yang dianggap makhluk yang paling mulia dari seluruh makhluk Allah. Oleh karenanya pekerjaan mengajar amat mulia, karena mengolah manusia tersebut. Bukan itu saja keutamannya, guru mengolah bagian yang mulia dari antara anggota-anggota manusia, yaitu akal dan jiwa dalam rangka menyempurnakan, memurnikan, dan membawanya mendekati Allah semata."
Berikut adalah fadillah mengajar:

1)       Perbuatan mendidik/mengajar adalah perintah yang wajib dilaksanakan dan barang siapa mengelak dari kewajiban ini diancam dengan kekangan api neraka     
2)       Perbuatan mendidik/mengajar adalah perbuatan yang terpuji dan mendapatkan pahala dari Allah dengan pahala yang sanga banyak
3)       Perbuatan mendidik/mengajar adalah merupakan amal kebajikan jariyah yang akan mengalirkan pahala selama ilmu yang diajarkan tersebut masih diamalkan orang lain yang belajar ilmu tersebut
4)       Perbuatan mendidik\mengajar adalah amal kebajikan yang dapat mendatangkan maghfirah dari Allah
5)       Perbuatan mendidik/mengajar adalah perbuatan yang sangat mulia, karena mengolah organ manusia yang mulia

Sumber : Dra. Hj. Nur Uhbiyati, (ilmu pendidikan islam, pustaka setia, bandung : 2005), cet. Ke-3, h.70
D.      Jenis-jenis Pendidik
Jika kita mencoba mengikuti petunjuk Al Qur’an, maka dijumpai informasi, bahwa pendidik itu secara garis besar ada empat :
1.       Tuhan, Allah SWT
Allah SWT menginginkan umat manusia menjadi baik dan bahagia hidup di dunia dan di akhirat. Karena itu, mereka harus memiliki etika dan bekal pengetahuan, sehingga ALLah mengirimkan Nabi-nabi yang patuh dan tunduk kapadaNya untuk menyampaikan ajaran Allah kepada  umat manusia sebagai petunjuk hidup di dunia dan di akhirat.
2.       Nabi Muhammad SAW
Allah meminta kepada Nabi Muhammad agar membina masyarakat dengan perintah untuk berdakwah (QS Al Mudatsir:74).Rasulullah sebagai penerima Al Qur’an bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk yang ada dalam Al Qur’an yang dilanjutkan dengan mensucikan dan mengajarkan manusia.
3.       Orang tua
Orang tua harus memiliki hikmah atau kesadaran tentang kebenaran yang diperoleh melalui ilmu dan rasio, dapat bersyukur kepada Allah, suka menasehati anaknya agar tidak mempersekutukan Allah, memerintahkan anaknya agar menjalankan shalat, sabar dalam menghadapi cobaan dari allah SWT.
4.       Orang lain
Ialah seorang guru yang ditugaskan untuk mendidik anak orang lain, yang tentu saja akan menimbulkan situasi psikologis yang berbeda. Agar tugas mendidik tersebut tidak mengendor,  maka ajaran agama dan juga praktek dalam sejarah menetapkan beberapa aturan normatif yang dapat memotivasi guru dalam mendidik. Salah satunya dengan memberikan kedudukan yang tinggi dan terhormat kepadanya.

E.      Syarat-syarat Pendidik
Syarat yang harus dimiliki pendidik diantaranya:
1.       Mencintai jabatannya sebagai guru
2.       Bersikap adil terhadap semua murid
3.       Berwibawa
4.       Guru harus gembira
5.       Berlaku sabar dan tenang
6.       Harus bersifat manusiawi
7.       Bekerjasama dengan guru lain
8.       Bekerjasama dengan masyarakat
9.       Bertanggung jawab terhadap kesejahtraan agama
10.    Beragama
11.    Mencintai anak didik
12.    Mempunyai bahasa yang baik
Dikutip dari Tim penyusun buku tek. ILMU PENDIDIKAN ISLAM, ditjen binbaga islam, 1984, hal. 39-42
Ada tiga persyaratan atau ciri dasar (sifat) yang selalu dapat dilihat pada setiap profesional yang baik mengenai etos kerjanya. Yaitu:

1)       Keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan (job quality);
2)       Menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaan; dan
3)       Keinginan untuk memberikan layanan kepada masyarakat melalui karya profesioanalnya.
Pemenuhan syarat-syarat diatas adalah kondisi ideal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
F.       Sifat-sifat Pendidik yang Baik

Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang guru di samping harus menguasai pengetahuan, juga harus memiliki sifat-sifat tertentu yang dengan sifat ini diharapkan apa yang diberikan oleh guru kepada para muridnya dapar didengar dan dipatuhi, tingkah lakunya dapat ditiru dan diteladani dengan baik.
Menurut Mohammad Athiyah al-Abrasy, ada tujuh sifat yang harus dimiliki guru, yaitu:
1.       Memiliki sifat zuhud.
Tidak mengutamakan untuk mendapatkan materi dalam tugasnya, melainkan karena mengharpkan keridlaan Allah semata-mata. Seperti firman Allah dalam QS Yasin ayat 21 yang artinya: “Ikutilah orang yang tiada meminta balasan kepadamu, dam mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”.
2.       Memiliki jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk.
Athiyah al Abrasy mengatakan, seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan kesalahan, bersih jiwanya, terhindar dari dosa besar, pamer, dengki, permusuhan, dan sifat-sifat lainnya yang tercela menurut agama Islam.
3.       Seorang guru harus ikhlas dalam menjalankan tugasnya.
Keikhlasan dan kejujuran seorang guru di dalam pekerjaan merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya dalam tugas dan sukse murid-muridnya. Sesuai antara apa yang diucapkan dengan apa yang diperbuatnya.
4.       Bersifat pemaaf
Sanggup menahan diri, menahan kemarahan, lapang dada, sabar dan tidak lekas marah hanya karena hal-hal sepele. Ia harus pandai-pandai menyembunyikan kemarahannya, , lemah lembut, kasih sayang, dan tabah dalam mencapai suatu keinginan.
5.       Dapat menempatkan dirinya sebagai seorang bapak/ibu sebelum ia menjadi guru.
Seorang guru harus mencintai dan memikirkan keadaan murid-muridnya seperti ia terhapa anak-anaknya sendiri. Mencintai anak murid yang jelas-jelas bukan anak kandung sendiri merupakan pekerjaan yang secara psikologis yang cukup berat.
6.       Mengetahui bakat, tabiat dan watak murid-muridnya.
Dengan pengetahuan seperti ini, maka seorang guru tidak akan salah dalam mengarahkan anak muridnya, sehingga dapat memilihkan metode yang tepat dalam proses belajar murid tersebut dan sebagai kontrol atas sikap yang kita munculkan saat berinteraksi dengan mereka.
7.       Menguasai bidang studi yang diajarkannya,
Seorang guru harus mengetahui dan memahami secara mendalam tentang pengetahuan yang akan disampaikannya, sehingga tidak bersifat dangkal, tidak menyenangkan dan tidak memuaskan bagi mereka yang lapar ilmu.

G.      Pendidik menurut Pandangan Islam
 Pendidik adalah spiritual father (bapak rohani), bagi peserta didik yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia, dan meluruskan perilakunya yang buruk. Oleh karena itu, pendidik memiliki kedudukan tinggi. Dalam beberapa Hadits disebutkan: “Jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar atau pendengar atau pecinta, dan Janganlah engkau menjadi orang yang kelima, sehingga engkau menjadi rusak”. Dalam Hadits Nabi SAW yang lain: “Tinta seorang ilmuwan (yang menjadi guru) lebih berharga ketimbang darah para syuhada”. Bahkan Islam menempatkan pendidik setingkat dengan derajat seorang Rasul. Al-Syawki bersyair:
“Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang Rasul”.
Al-Ghazali menukil beberapa Hadits Nabi tentang keutamaan seorang pendidik. Ia berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai orang-orang besar yang aktivitasnya lebih baik daripada ibadah setahun (perhatikan QS. At-Taubah:122). Selanjutnya Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita segala zaman, orang yang hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya keilmiahannya. Andaikata dunia tidak ada pendidik, niscaya manusia seperti binatang, sebab pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat kebinatangan (baik binatang buas maupun binatang jinak) kepada sifat insaniyah dan ilahiyah.








No comments:

Post a Comment

Leave a comment, please.......:)

Wahai Diriku....

Dzikir inilah yang setiap hari paling sering kita lafadzkan....

Suamiku....suamiku
Istriku.......istriku
Anakku......anakku
Hartaku.....hartaku
Pangkatku...pangkatku

Lalu mana....
Allah-ku......Allah-ku
Selamatkan aku...Selamatkanlah aku
Ampuni aku......Ampunilah aku


uje - - - huruf kecil saja