Drakula
“Aku telah membunuh hampir semua orang, laki-laki dan perempuan, tua dan
muda … Kami membunuh 23.884 orang Turki dan Bulgaria tanpa menghitung
mereka yang kami bakar di rumahnya atau yang kepalanya yang langsung
dipenggal oleh tentara kami…” (Drakula, dalam sebuah surat kepada
Matthias Corvinus—rivalnya).
Ketika Sultan Mehmet melihat
hutan-hutan gundul yang busuk di kejauhan, ia segera menyadari kengerian
apa yang tengah menghampirnya. Mereka begitu dekat ke tujuan mereka,
ibukota Wallachia dari Târgovişte, tapi angka pasukan di kavaleri
semakin tidak jelas, susah, diatur dan infanteri merasa sakit. Ketika
itu ia menyadari, ia sudah melewati 20.000 mayat, laki-laki, perempuan
dan anak-anak, semua korban Drakula di musim dingin 1462.
Sebagai seorang yang mengerti tentang Islam, dia bergerak bebas di
lingkungan kamp Ottoman. Ia menjadi seorang Turki tanpa diketahui.
Akibatnya, sangat mematikan bagi umat Islam. Drakula memasuki Serbia
dengan anak buahnya berpakaian sebagai
Sipahis Turki dan membantai semua penduduk Muslim di sebuah desa, dan
orang-orang non-Muslim menunjukkan kepadanya dimana saja Muslim di desa
itu.
Tujuannya adalah meninggalkan kenang-kenangan mengerikan
untuk Sultan Mehmet yang akan segera mengambil ibukota mereka. Mereka
mendirikan monumen ini sebagai alarm untuk Sultan dan meneror pasukannya
dengan harapan bahwa Sultan dan pasukannya mungkin berbalik dan mundur
kembali ke barak.
Yang luar biasa adalah bahwa tidak ada
catatan desersi massa apapun soal tentara Ottoman setelah menyaksikan
ini. Namun, beberapa sejarawan menyimpulkan bahwa Sultan Mehmet II
kehilangan selera untuk memburu ‘vampir’ setelah invasi Wallachia ini,
dan meninggalkan tugas hingga satu-satunya tujuan adalah memburu Drakula
dan membunuhnya.
No comments:
Post a Comment
Leave a comment, please.......:)