LEBAH
DAN KEISTIMEWAANNYA
Lebah,
semut, dan laba-laba adalah tiga serangkai hewan yang menjadi sangat istimewa
karena bersama lalat, nyamuk, dan belalang adalah hewan-hewan kecil yang
namanya termaktub dalam Al-Qur’an. bila kita bicara tentang lebah maka tak
pelak kita pun harus berbicara tentang
madu. Madu sudah dikenal sebagai minuman yang sangat bermanfaat sejak
berabad-abad yang lalu. Hampir semua peradaban manusia mengenal khasiat madu.
Budhisme dan Mesir kuno (pada zaman Fir’aun) adalah termasuk peradaban manusia
pada era terdahulu yang telah mengenal kelebihan madu. Konon tokoh besar
seperti Julius Cesar dan Aristoteles juga sangat menyukai madu sebagai minuman
utama penjaga daya tahan tubuhnya.
Dalam
postingan saya kali ini kita akan berbicara tentang Sang produsen Madu, yaitu
Lebah. Lebah tergolong dalam ordo himenoptera, super famili Apoidea dan genus
anthopila. Ukurannya amat bervariasi mulai dari yang sangat kecil (2,1 mm
panjangnya) sampai dengan ukuran yang besar (sekitar 39 mm panjangnya).
Megachile
Pluto. Lebah penghasil madu yang selama ini kita kenal adalah spesies Apis.
Subspesies ataupun varietas dari Apis ini beragam berdasarkan kepada sebaran
geografisnya. Kelompok lebah yang berada di belahan bumi utara meskipun
bersaudara, memiliki sedikit perbedaan morfologi dengan kelompok yang terdapat
di daerah tropis atau belahan bumi bagian selatan.
Ciri
dari keluarga lebah pada umumnya adalah memiliki probosis atau belalai serangga
yang panjang. Probosis panjang ini digunakan untuk menyedot nektar dari
tumbuhan, khususnya tembuhan berbunga (angiospermae). Lebah yang biasa
memproduksi madu ini (apis) dikenal bersifat eusosial, karena memiliki sistem
organisasi yang tertata rapi dan terdiri atas kelompok –kelompok yang memiliki
pertalian saudara. Biasanya satu kelompok lebah dipimpin oleh seekor lebah ratu
dan memiliki kelompok pekerja yang terdiri atas lebah-lebah betina keturunan
sang ratu.
Secara
anatomis lebah pekerja dilengkapi dengan kantong serbuk sari (polen) yang
terdapat di daerah perut sebelah depan (ventral abdomen). Sementara secara
fisiologis lebah pekerja dilengkapi dengan mekanisme untuk menghasilkan medan
elektromagnetis statis (elektrostatik), yang menyebabkan serbuk sari dan
unsur-unsur penting lain dalam mahkota bunga terbawa. Karena itulah, kandungan
madu menjadi begitu beragam. Selain itu, Allah swt juga menganuhgerakan
kemampuan luar biasa pada lebah pekerja seperti kemampuan untuk memandu jejak
bagi kelompoknya guna mencapai daerah yang banyak tumbuhan bernektar sebagai
bahan baku madu.
Apakah
yang dimaksud dengan nektar? Nektar berasal dari bahasa Yunani yang acapkali
diartikan sebagai “minuman para dewa”. Sebenarnya nektar adalah hasil
metabolisme tumbuhan melalui proses forosintesis, berupa larutan kaya gula.
Fungsi dari nektar sendiri sesungguhnya adalah sebagai “penarik” atau umpan
bagi hewan-hewan yang membantu proses penyerbukan (polinasi). Selain sebagai
penarik serangga polinasi, nektar juga dapat berfungsi sebagai herbisida, atau
sebagai zat pencegah tumbuhnya tumbuhan-tumbuhan yang bersifat parasitik.
Nektar ada yang diproduksi di daerah bunga (floral) dan ada pula yang di luar
bunga (ekstra floral).
Jika
nektar berfungsi sebgai penarik serangga polinasi, ada unsur penting lainnya
yang harus diketahui jika ingin memahami karakter lebah dan madu, yaitu polen
(serbuk sari).
Polen
sebenarnya adalah sel sperma dari bunga pejantan (mikrogametofit) yang berperan
dalam proses penyerbukan. Ada tumbuhan yang proses penyerbukannya tidak perlu
dibantu serangga, dan ada pula yang sangat memerlukan bantuan serangga. Tumbuhan
Anemofilus misalnya, serbuk sarinya akan beterbangan bila tertiup angin.
Serbuk
sari jenis inilah yang biasanya menimbulkan reaksi alergi pada manusia. Akan
tetapi, selain sifat alergeniknya, polen juga dikenal memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan beberapa penyakit. Bahkan di Amerika Serikat polen juga telah
diproduksi sebagai suplemen kesehatan.
Keistimewaan
lebah tidak hanya tercermin melalui madunya, tetapi juga dapat dicermati
disarangnya. Sarang lebah (honey comb) memiliki unit-unti yang menyerupai
apartemen berbentuk heksagonal, sangat efisien dan simetris. Menurut hasil
penelitian Jan Brozek diketahui behwa sarang lebah selalu dibangun dengan aksis
horizontal dan memiliki sudut 9 sampai 14 derajat.
Sementara
hasil penelitian geometrik lainnya yang dilakukan oleh D’Arcy Wentworth
Thompson menunjukkan adanya kecenderungan lebah untuk mengulangi pola-pola
pembetukan sarangnya. Kerekatan anatr ruang digambarkan oleh D’Arcy menyerupai
proses pembentukan gelembung-gelembung sabun.
Secara
keseluruhan gabungan dari unit-unit heksagonal itu akan membentuk suatu bengunan geometrik trihedral, suatu
bangunan yang ujungnya mirip piramid. Sudut puncaknya adalah 109 derajat. Untuk
menambal celah-celah di antara ruang-ruang heksagonal sarang lebah itu
digunakan lilin yang diproduksi dari sekitar 8,4 pound nektar yang dibawa.
Selain itu, proses perkuatan dan penambalan sarang juga memanfaatkan produk
residu yang disebut propolis.
Dikutip
dari :
Buku
The Miracle of Honey Tuntunan Rasulullah
saw dan Gaya Hidup Muslim. By dr. Tauhid Nur Azhar & Bambang Trim (terbitan
Illuminate, Surabaya)
No comments:
Post a Comment
Leave a comment, please.......:)