Sunday, January 26, 2014

Contoh Makalah Pendidikan Bahasa Indonesia



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penulisan

 Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi dengan manusia yang lain. Bahasa tidak dapat dipisahkan dengan manusia, karena dengan adanya bahasa kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat. Diperlukan satu bahasa pemersatu untuk menyatukan satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya, yaitu Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang sulit untuk digunakan, tetapi bahasa Indonesia juga tidak dapat diremehkan penggunaannya. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, maka setiap orang dianjurkan untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah tata bahasa baku.
Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam penggunaannya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut kata tidak baku. Hal ini terjadi adanya faktor lingkungan yang mengakibatkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek di daerah yang lain, walaupun menggunakan bahasa yang sama, yaitu Bahasa Indonesia.
Setiap kosa kata dalam bahasa Indonesia telah tetulis dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan telah disempurnakan penulisan maupun pengucapannya dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) serta telah melewati fase kajian berbagai ilmu seperti ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman, yang kemudian disebut dengan istilah “kata baku”.
Menilai hal ini adalah sesuatu yang tidak dapat dianggap remeh, maka disusunlah makalah ini untuk memberikan penjelasan dan pemahaman bagaimana tata bahasa baku yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan dalam Bahasa Indonesia.

B.     Rumusan Masalah

 Dalam pembahasan berikut ini akan kita bahas hal-hal yang berkaitan dengan Tata Bahasa Baku, antara lain:
1.      Apa pengertian kata baku dan kata tidak baku?
2.      Apa fungsi bahasa baku?
3.      Apa ciri-ciri kata baku dan contohnya?
4.      Apa saja contoh-contoh kata baku dan kata tidak baku?
5.      Dimana saja kata baku wajib digunakan?
6.      Apa pangertian kalimat baku?
7.      Apa contoh-contohnya?

C.    Tujuan Penulisan

 1.      Untuk memahami secara garis besar tentang bahasa baku.
2.      Untuk mengetahui kata-kata yang selama ini mengalami kerancuan dalam pemakaian, penulisan dan pelafalannya.
3.      Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan memperhatikan kaidah tata bahasa baku. 

 BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Pengertian Kata Baku

 Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk. Sedangkan
yang dimaksud dengan ragam bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku. Ragam baku tersebut mempunyai sifat-sifat sebagai berikut ini:

1)   Mantap
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin , bukan pengrajin. kalau kita berpegang pada sifat mantap, Kata pengrajin tidak berterima. Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai, lepas landas merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.

2)   Dinamis
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan  mempunyai makna  ganda, yaitu orang yang berlangganan. Dalam hal itu, tokohnya disebut langganan dan orang yang berlangganan disebut pelanggan.

3)   Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Contoh:
Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.

4)   Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa merupakan proses penyeragaman bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman. Istilah pelayan kapal terbang, dianjurkan untuk memakai istilah pramugari dan pramugara.

Kata baku dalam bahasa Indonesia memedomani Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang telah ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bersamaan ditetapkannya pedoman sistem penulisan dalam Ejaan Yang Disempurnakan. Di samping itu, kebakuan suatu kata juga ditentukan oleh kaidah morfologis yang berlaku dalam tata bahasa bahasa Indonesia yang telah dibakukan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.

Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan sehari-hari, atau disebut juga bahasa tutur.

Bahasa tutur mempunyai sifat yang khas, yaitu:
a.       Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung.
b.      Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari.
Di dalam bahasa tutur, lagu kalimat memegang peranan penting, tanpa bantuan lagu kalimat, orang sering mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur.

Meskipun kata baku dan tidak baku terlihat sepele karena hanya memiliki sedikit sekali perbedaan, tetapi hal ini tetap saja tidak dapat diacuhkan begitu saja. Sebab, kesalahan pengucapan kata baku menjadi
tidak baku, dapat mengakibatkan timbulnya pemahaman yang berbeda dari masing-masing orang yang menggunakannya dan tentunya bagi mereka yang menjadi lawan bicara. Sehingga, akan dapat menghambat tujuan komunikasi.

      B.     Fungsi Bahasa Baku

 a.       Pemersatu pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa.
b.      Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya.
c.       Pembawa kewibawaan, pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan pemakainya.
d.      Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolak ukur bagi benar –tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang.

        C.    Ciri-ciri Bahasa Baku

 1.      Tidak dipengaruhi bahasa daerah.
BAKU
TIDAK BAKU
Saya
Mengapa
Dilihat
Bertemu

Gue
Kenapa
Diliat
Ketemu
           



  


2.      Tidak dipengaruhi bahasa asing.[1]
BAKU
TIDAK BAKU
Kantor tempat…
Banyak guru…
Itu benar…
Kesempatan lain…

Kantor di mana…(the office where…)
Guru banyak…(many teachers…)
Itu adalah benar… (it is true…)
Lain kesempatan… (another chance…)
 






3.      Belum merupakan bahasa percakapan.
BAKU
TIDAK BAKU
Dengan
Mengapa
Memberi
Tidak
Tetapi

Sama
Kenapa
Kasih
Enggak
Tapi










4.      Pemakaian imbuhan secara eksplisit.[2]
BAKU
TIDAK BAKU
Ia bekerja keras
Tyson menyerang lawannya

Ia kerja keras
Tyson serang lawannya





5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat.
BAKU
TIDAK BAKU
Suka akan…
Disebabkan oleh…
Lebih besar daripada…

Suka dengan…
Disebabkan karena…
Lebih besar dari…






6.      Tidak mengandung makna ganda (tidak rancu).
BAKU
TIDAK BAKU
Menghemat biaya

Menekan biaya




7.      Tidak mengandung arti pleonasme.[3]
BAKU
TIDAK BAKU
Para tamu
Hadirin
Zaman dahulu
Maju

Para tamu-tamu
Para hadirin
Zaman dahulu kala
Maju








8.      Tidak mengandung hiperkorek[4]
BAKU
TIDAK BAKU
Analisis
Ahli
Apotek
Atlet
Asas
Bus
Cenderamata
Dekret
Favorit
Harfiah
Hakikat
Hierarki
Insaf
Ijazah
Izin
Jadwal
Juri
Khawatir
Kongres
Karisma
Kaidah
Karier
Kualitas
Lafal
Makhluk
Metode
Napas
Nasihat
Objek
Pihak
Prangko
Rabu
Sah
Sambal
Sistem
Syukur
Teknik
Telepon
Ubah
Video
Wujud
Zat
Analisa
Akhli
Apotik
Atlit
Azas
Bis
Cinderamata
Dekrit
Faforit
Harafiah
Hakekat
Hirarki
Insyaf
Ijasah
Ijin
Jadual
Yuri
Kuatir
Konggres
Kharisma
Kaedah
Karir
Kwalitas
Lapal
Mahluk
Metoda
Nafas
Nasehat
Obyek
Fihak
Perangko
Rebo
Syah
Sambal
Sistim
Sukur
Tehnik
Telpon, telfon
Rubah
Vidio
Ujud
Sat









 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

        D.    Contoh-contoh Kata Baku dan Tidak Baku


KATA BAKU
KATA TIDAK BAKU
adven
advent
akhlak
aklak
akhirat
akirat
balig
baligh
banderol
bandrol
bengkuang
bengkoang
cabai
cabe
camilan
cemilan
capai
capek
dai
da'i
dajal
dajjal
dakwah
dakuah
ekstrem
ekstrim
ekuator
ekwator
ekuilibrium
ekwilibrium
familier
familiar
folklor
folkhlor
fondasi
pondasi
gaib
ghaib
geiser
geyser
geladi
gladi
hadis
hadist
harfiah
harafiah
hektare
hektar
ihwal
ikhwal
ijazah
ijasah
imbau
himbau
izin
ijin
jagat
jagad
jajar
jejer
jemaah
jema'ah
kalbu
qalbu
kanguru
kangguru
kantong
kantung
lafal
lapal
leding
ledeng
legalisasi
legalisir
maaf
ma'af
mag
maag
magrib
maghrib
nahas
na'as
nakhoda
nakoda
napas
nafas
olahraga
olah raga
omzet
omset
oranye
orange
padri
paderi
paham
faham
paramedis
paramadik
relaks
relax
rematik
rhematik
respons
respon
sakelar
saklar
saksama
seksama
sekretaris
sekertaris
takhta
tahta
teoritis
teorithis
telanjur
terlanjur
urine
urin
utang
hutang
uang
wang
vila
villa
wakaf
waqaf
wol
woll
wudu
wudhu
yoghurt
yogurt
zuhur
dzuhur
ziarah
jiarah
zina
dzina


      E.     Penggunaan Bahasa Baku
Penggunaan bahasa baku sebenarnya dianjurkan untuk digunakan dimanapun dan kapanpun, tetapi pada umumnya bahasa baku digunakan dalam kegiatan surat menyurat antarlembaga di antaranya:

                  1.            Laporan keuangan

                  2.            Karangan ilmiah

                  3.            Lamaran pekerjaan

                  4.            Surat keputusan

                  5.            Perundang-undangan

                  6.            Nota dinas

                  7.            Rapat dinas

                  8.            Pidato resmi

                  9.            Diskusi

              10.            Penyampaian pendidikan

              11.            Dll.





F.      Kalimat Baku dan Tidak Baku

Kalimat baku adalah kalimat yang menggunakan kata-kata baku yang disusun secara benar sesuai dengan kaidah tata bahasa baku. Sedangkan kalimat tidak baku adalah kalimat yang tidak menggunakan kata-kata baku dan atau menggunakan kata-kata baku tetapi tidak tersusun secara benar menurut kaidah tata bahasa baku.

Kalimat baku biasanya dipengaruhi oleh banyak hal, seperti bahasa daerah, bahasa tutur, bahasa asing, kerancuan, kemubaziran, serta salah susunan kata. Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat baku dan tidak baku.

1. Terpengaruh bahasa daerah
Contoh:
-Apa kamu sudah makan?
+Apakah kamu sudah makan?

-Bukumu ada di saya.
+Bukumu ada pada saya.

2. Terpengaruh bahasa asing
Contoh:
-Orang yang mana berbaju putih itu abangku.
+ Orang yang berbaju putih itu abangku.
3. Kerancuan
Contoh:
- Di sekolahku mengadakan pesta.
- Di sekolahku diadakan pesta.
+Sekolahku mengadakan pesta.


4. Kemubaziran
Contoh :
- Kami semua sudah hadir.
+Kami sudah hadir.

5. Terpengaruh bahasa tutur
Contoh :
- Saya sudah bilang sama dia.
- Saya sudah berkata dengan dia.
- Emangnya itu bini Tono ?
+ Apakah itu istri Tono?
6. Salah susunan kata
Contoh :
- Kami sudah baca suratmu.
+ Suratmu sudah kami baca.

G.    Penutup

1.  Kesimpulan
Akhirnya dari penjabaran singkat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tata bahasa baku adalah suatu bentuk tata bahasa yang penggunaannya sangat dianjurkan, terutama dalam situasi resmi. Tata bahasa baku telah memiliki kaidah atau aturan yang telah disepakati bersama dan dijadikan patokan dalam penggunaan bahasa.
2.      Saran

Mengingat tata bahasa baku adalah sebuah bentuk pemantapan dalam usaha untuk mempertahankan kemurnian Bahasa Indonesia dan identitas bangsa, maka intensitas penggunaan bahasa baku agar dapat lebih digalakkan. Baik pada situasi formal maupun nonformal.   

BAB III
DAFTAR RUJUKAN

Anbiya, Fatya Permata, dkk. 2010. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Transmedia. Hlm. 37-44.

Haryanta, Kasdi. 2007. Tata Bahasa Baku dan Tidak Baku
Sunarno. 2007. Kaidah Tata Bahasa Baku.




[1] Dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) diterangkan sistem pembentukan istilah serta pengindonesiaan kosa kata atau istilah yang berasal dari bahasa asing. Bila kita memedomani sistem tesebut akan telihat keberaturan dan kemanapan bahasa Indonesia.

[2] Gamblang, tegas, terus terang dan tidak berbelit-belit.
[3] Pemakaian kata yang berlebihan
[4] Bersifat menghendaki kerapian dan kesempurnaan yang sangat berlebihan sehingga hasilnya malah menjadi sebaliknya.

No comments:

Post a Comment

Leave a comment, please.......:)

Wahai Diriku....

Dzikir inilah yang setiap hari paling sering kita lafadzkan....

Suamiku....suamiku
Istriku.......istriku
Anakku......anakku
Hartaku.....hartaku
Pangkatku...pangkatku

Lalu mana....
Allah-ku......Allah-ku
Selamatkan aku...Selamatkanlah aku
Ampuni aku......Ampunilah aku


uje - - - huruf kecil saja